PENGARUH JUMLAH
INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANGERANG SELATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426110 8802
Disusun
Oleh :
Fitri
Rahmalia (2013121600)
Puji
Winarni (2013121487)
Retno Wulandari (2013120883)
Ridzki
Afiat (2013121468)
Riska
Yulianti
(2013121785)
Septi
Nuraini (2013120897)
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Metodologi Penelitian, dengan judul: “Pengaruh Jumlah Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan”.
Dengan ini kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan bantuannya kepada kami baik moril maupun spiritual.
Semoga atas apa yang diberikan, mendapat balasan yng setimpal dari Allah SWT.
Kami sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasi
kepada pihak tersebut, yaitu :
1. Orang
tua kami yang telah memberikan motivasi yang sangat besar dalam menyelesaikan
dan menyusun proposal ini.
2. Bapak
Angga Hidayat selaku dosen pengampuh mata kuliah Metodologi Penelitian.
3. Dan
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan dan menyusun
proposal ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh
dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Tangerang Selatan, 20 januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..........................................................................................................i
Daftar
Isi..................................................................................................................ii
A. Latar
Belakang
peneletian............................................................................1
B. Identifikasi
Masalah.....................................................................................3
C. Pembatasan
Masalah....................................................................................3
D. Perumusan
Masalah.....................................................................................4
E. Tujuan
dan Manfaat
Penelitian....................................................................4
F. Kerangka
Pemikiran.....................................................................................6
G. Hipotesis.......................................................................................................6
H. Sistematika
Penulisan..................................................................................6
I.
Pendekatan Data dan
Keilmuan...................................................................8
J. Tim
Peneliti................................................................................................21
K. Jadwal
Kegiatan.........................................................................................21
L. Anggaran....................................................................................................22
M. Pedoman
Peliputan
Data............................................................................22
N. Metodologi
Penelitian................................................................................23
O. Daftar
Pustaka............................................................................................24
A.
Latar
Belakang
Salah satu aspek yang perlu
diberdayakan di daerah adalah investasi daerah. Investasi yang dimaksud adalah
investasi yang dilakukan oleh komponen pemerintah, masyarakat dan perusahaan.
Investasi dunia perekonomian daerah sekaligus pemerataan pendapatan masyarakat.
dengan banyaknya investasi dunia usaha di daerah maka diharapkan semkain
bertambahnya lapangan kerja yang dapat menampung angkatan kerja.
Sejalan dengan kewenangan daerah,
berdasarkan kebijakan otonomi daerah, maka pemerintah daerah juga berkewajiban
untuk membina dan mengembangkan dunia usaha daerah sebagai pilar pertumbuhan
perekonomian di daerah. untuk itu, langkah utama yang harus dilakukan adalah
pemberdayaan investasi daerah. pemberdaya investasi daerah adalah suatu upaya
yang harus dilakukan secara sistematis untuk mendorong peningkatan investasi di
daerah.
Peningkatan investasi daerah akan
berwujud jika di daerah terdapat potensi yang dapat dijual kepada para
investor, baik itu berupa potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia.
selanjutnya hal yang sangat penting adalah kemampuan daerah menjual potensi
yang dimilikinya tersebut. kemampuan daerah untuk menjual tersebut harus
didukung oleh terciptanya iklim yang kondusif dan mendukung investasi di daerah
seperti adanya jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investasi di daerah.
Pemerintah daerah hendaknya juga mampu melahirkan regulasi yang dapat memacu
pertumbuhan perekonomian yang mampu merebut investor PMA dan PMDN sekaligus
memberdayakan investr lokal. keberhasilan pemerintah daerah mengelola
factor-faktor tersebut akan dapat mendorong peningkatan daya saing daerah dalam
merebut investor.
Kota Tangerang Selatan Merupakan
daerah otonomi yang terbentuk pada akhir 2008 berdasarkan Undang-Undang (UU)
Nomer 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008.
Kehadiran Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Tangerang. Pemekaran tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan
dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, serta dapat
memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum
sepenuhnya menjangkau 36 kecamatan dengan luas wilayah lebih dari 1.159,05
kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 1,3 juta jiwa. Kondisi
demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui
pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selata, sehingga pelayanan
publik dapat ditingkatkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
Kota Tanggerang Selatan merupakan
salah satu wilayah kabupaten atau kota di provinsi Banten yang sangat strategis
karena secara geografis berbatas dengan Ibu Kota Negara ( DKI Jakarta), di mana
dari sisi pusat perhatian secara nasional maupun internasional akan berdampak
positif terhadap perkembangan kegiatan sektor riil (investasi, perdagangan dan
produksi) di Kota Tanggerang Selatan.
Dari sisi pertumbuhan, wilayah kota Tanggerang
Selatan terbagi dalam dua pusat pertumbuhan, yaitu:
1. Pusat
Pertumbuhan Serpong, meliputi 3 (tiga) kecamatan: yaitu: Serpong, Serpong Utara
dan Setu yang menjadi pusat pengembangan usaha perbelanjaan, kawasan
pergudangan/industry dan pertumbuhan pemukiman.
2. Pusat
Pertumbuhan Ciputat, meliputi 4 (empat) kecamatan: yaitu: Ciputat, Ciputat
Timur, Pondok Aren dan Pamulang yang merupakan pusat pemerintahan dan
permukiman.
Pemerintah kota Tanggerang Selatan
melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berusaha menciptakan iklim usaha
yang produktif melalui berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan minat
investor. dalam rangka melaksanakan fungsi perencanaan yang komprehensif, jelas
dan terarah, dipandang perlu untuk merencanakan dan menyusun sebuah dokumen
yang berisi penjelasan, arahan dan gambaran secara umum mengenai kondisi existing investasi di kota Tanggerang
Selatan serta sektor-sektor yang dapat dikembangkan dalam kaitannya dengan
peningkatan investasi.
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di
atas, maka penulis dapat mengindentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.
Jumlah investor di kota
Tangerang Selatan masih belum mecukupi
2.
Masih kurangnya dana
untuk pembangunan di kota Tangerang Selatan
3.
Pertumbuhan ekonomi di
kota Tangerang Selatan terhambat
4.
Kurangnya lapangan pekerjaan
dikota Tangerang Selatan
C.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang dan identifikasi masalah, bahwa dapat dirumuskan pembatasan masalah :
·
Definisi
Menurut para ahli
1. Menurut
Sukirno (2010:376), investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor
perusahaan untuk membeli atau memperolah barang-barang modal yang baru yang
lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak
digunakan lagi atau yang sudah using.
2. Menurut
Abdul Halim (dalam Fahmi, 2015:4),
investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
·
Tempat
dan waktu penelitian
Berdasarkan
permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan masalah dengan
ruang lingkup penelitian mengenai “Pengaruh Jumlah Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan”
Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat dimana penelitian tersebut akan
dilakukan, yaitu di Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Tangerang Selatan Jl.
Pahlawan Ruko BSD Sektor IV Blok RF No. 33 Serpong, Tangerang Selata, Telp
(021-53152888) Penelitian ini
dilakukan dengan cara menganalisis
langsung data yang ada dan menelaah data tersebut, merumuskan masalah
dan membuat data tersebut menjadi data yang rill, dimulai dari tanggal 22
November 2015 sampai dengan awal Januari 2016.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut di atas maka dapat
ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah
jumlah investasi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan?
2. Apakah
investasi mempengaruhi pembangunan yang ada di Kota Tangerang Selatan?
3. Apakah
investasi mempengaruhi pendapatan perkapita masyarakat Tangerang Selatan?
E.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka tujuan dari proposal ini bertujuan
untuk :
·
Menambah dan
meningkatkan wawasan mahasiswa dalam penelitian.
·
Untuk mengetahui sejauh
mana perusahaan atau organisasi dalam menggunakan penelitian dalam bentuk karya
ilmiah.
·
Untuk menganalisis
masalah yang ada pada mahasiswa sehubungan
dengan penelitian yang digunakan dalam pembuatan
karya ilmiah.
2.
Manfaat
Penelitian
Setiap
Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun
yang secara langsung terkait di dalamnya.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a.
Manfaat
Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat menambah ilmu ekonomi khususnya pada mata kuliah metedologi penelitian
serta dapat digunakan sebagai landasan atau pangkal tolak bagi penulisan di
bidang yang sama di masa yang akan datang.
b.
Manfaat
Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan informasi atau masukan untuk mengetahui seberapa pentingnya
penelitian sebagai upaya menunjang kegiatan pembuatan karya ilmiah dan dapat
dijadikan sebagai bahan dasar pertimbangan dalam mengatasi permasalahan baik
induvidu maupun kelompok.
F.
Kerangka
Pemikiran
Menurut Riduwan (2009:25), kerangka
berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari
fakta-fakta, observasi dan telaah pemikiran. Kerangka piker memuat teori, dalil
atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam
kerangka piker ini menjelaskan antar variable.
Suku
Bunga Kredit
|
Pendapatan
Perkapita
|
Investasi
|
G.
Hipotesis
Menurut Riduwan
(2009:526), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dengan berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa :
Ho : Jumlah Investasi Tidak Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan.
H1 : Jumlah Investasi Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan.
H.
Sistematika
Penulisan
Adapun
sitematika penulisan proposal penelitian secara umum adalah :
1. Sampul
Muka
2. Halaman
Pengesahan
3. Halaman
Pernyataan
4. Halaman
Abstrak (bahasa Indonesia)
5. Halaman
Abstrak (bahasa inggris)
6. Kata
Pengantar
7. Daftar
Isi
8. Daftar
Tabel
9. Daftar
Gambar
10. Daftar
Lampiran
11. Bagian
Utama
Bab I :
Pendahuluan
a. Latar
Belakang Masalah
b. Identifikasi
Masalah
c. Pembatasan
Masalah
d. Perumusan
Masalah
e. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
f.
Kerangka Pemikiran
g. Hipotesis
h. Sistematika
Penulisan
i.
Teori / Tinjauan
Pustaka / Kerangka Pemikiran
Bab II :
Tinjauan Pustaka
Bab III :
Metodologi Penelitian
a. Jenis
Penelitian
b. Model
Penelitian
c. Populasi
dan Sampel
d. Teknik
Pengumpulan Data
e. Pengelolahan
dan Analisis Data
f.
Operasionalisai dan
Saran
Bab IV : Hasil
dan Pembahasan
Bab V :
Kesimpulan dan saran
12. Bagian
Akhir, Terdiri dari
a. Daftar
Pustaka
b. Lampiran
c. Surat
Bukti atau Keterangan Melakukan Penelitian
I.
Pendekatan
Data dan Keilmuan
Untuk memahami Pengaruh Jumlah Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kota Tangerang Selatan dalam menyusun proposal pada penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif pada
hakikatnya adalah masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah yang luas,
tingkat variasi yang kompleks. Hal lain menyebutkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang menuntut penggunaan angka mulai dari pengumpulan data
penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasil.
Menurut Sugiyono (2012:7), metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sempel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
Menurut Untung (2011:71), mengatakan
“Investasi merupakan aktivitas penanaman modal, sedangka investor merupakan
orang atau bada hukum yang mempunyai uang dan melakukan investasi atau
penanaman modal, dan sering disebut pemodal. Pada dasarnya para investor adalah
pihak yang memiliki kelebihan dana setelah sebagian dananya dipakai untuk
konsumsi. Walaupun banyak orang ataupun badan hukum yang memiliki kelebihan
dana, tetapi hanya sedikit di antara mereka yang mampu melakukan alokasi
investasi secara lebih menguntungkan. Perbedaan pengelolaan kelebihan dana ini
disebabkan karena perbedaan pada tingkat
pendidikan,akses terada informasi da berbagai kebijakan pemerintah yang
mengatur mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan investasi.”
Menurut Sukirno (2010:376),
Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk
membeli atau memperolah barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau
untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi
atau yang sudah using.
Menurut Sunariyah (2003:4),
mengatakan “Investasi adalah penanaman modal untuk satu ataupun lebih aktiva
yang memiliki dan juga biasanya brjangka waktu lama dengan harapan untuk
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Menurut Sukirno (2010:250),
mengatakan “Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat, sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional”.
Menurut Boediono (1992:110),
mengatakan “Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses pertumbuhan output
perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada kecenderungan (output
perkapita untuk naik) yang bersumber dari proses intern perekonomian tersebut
(kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri), bukan berasal dari luar
dan bersifat sementara. Atau dengan kata lain bersifat self generating, yang
berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau
momentum bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode
selanjutnya.
Menurut Arthur (2000:237),
Pertumbuhan ekonomi (economic growth)
secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan nasional agregat
dalam kurun waktu tertentu, misalkan satu tahun. Perekonomian suatu Negara
dikatakan mengalami pertumbuhan jika balas jasa riil terhadap penggunaan
factor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian, pengertian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun
waktu tertentu.
Dari pengertian para ahli di atas
dapat penulis simpulkan bahwa investasi dalam pertumbuhan ekonomi adalah salah
satu proses yang dapat menambah pendapatan nasional dari jumlah dana para investor
yang memiliki usaha di Indonesia khususnya di daerah-daerah dimana mereka
membuka usaha tersebut, karena itu sangat berpengaruh terhadap pendapatan
daerah itu sendiri. Semakin banyaknya para investor yang membuka usaha, maka
semakin banyak pula peluang lapangan kerja dan pajak yang dibayarkan kepada
pemerintah daerah.
·
Jumlah
Investasi Terhadap Pertumbuhan Kota Tangerang Selatan
Menurut Sukirno (2010:377) Dalam
ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan
nasional, produk domestik bruto, PDB atau GDP. Sehingga pengaruh investasi
terhadap perekonomian suatu Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional
negara tersebut. GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat
komponen utama yaitu konsumsi dinotasikan C, investasi dinotasikan I, pembelian
oleh permerintah dinotasikan G dan total bersih ekspor atau ekspor neto
dinotasikan dengan X-M. Notasi X untuk ekspor dan M untuk impor. Ekspor neto
(X-M) menunjukan selisih antara nilai ekspor dan impor. Bentuk aljabar dari GDP
dapat ditulis sebagai berikut :
Y
= C + I + G + (X - M)
Dari Persmaannya dapat diketahui
bahwa investasi berkolerasi positif dengan GDP. Secara umum dapat dikatakan,
jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau sebaliknya, jika investasi
turun maka GDP cenderung turun. Investasi dipengaruhi oleh tingkat pengembalian
modal dan tingkat bunga. para pemilik
modal akan berinvestasi jika tingkat pengembalian modal lebih besar dari pada
tingkat bunga.
Tingkat
bunga yang tinggi menyebabkan investasi menjadi tidak menarik atau tidak
menguntungkan. Ketika tingkat bunga tinggi sebagian modal digunakan untuk
mencari keuntungan dari tingkat bunga melalui deposito atau tabungan. Tingkat
bunga tinggi pada akhir akan mengurangi jumlah modal yang diinvestasikan. Jika
pengeluaran investasi berkurang, maka GDP cenderung menurun.
Menurut Sukirno (2010:330), bentuk
investasi sebenarnya berbentuk macam-macam, seperti yang sudah dijabarkan oleh
para ahli ekonomi tentang pengertian investasi itu sendiri adalah sebuah
keputusan untuk menunda konsumsi demi meningkatkan kemampuan sumber daya. Maka
ada tiga jenis pengeluaran investasi yaitu investasi tetap yaitu mencakup
peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi, investasi
residentsial yaitu investasi yang mencangkup rumahbaru yang dibeli untuk tempat
tinggal atau disewakan dan yang terakhir adalah investasi yaitu mencangkup
barang-barang perusahaan yang disimpan digudang. Investasi dapat dilakukan
dengan cara yang bermacam-macam. contohnya adalah seperti berbentuk emas,
tabungan, saham dan obligasi dll.
Harga emas yang terus menaik dan
hamper tidak pernah menurun, membuat emas bias dijadikan alat untuk investasi.
Dimana menurut data yang didapat melalui
situs harga-emas.com, harga emas batangan satu gramnya mencapai Rp. 570.000.
Selain emas ada juga investasi
menggunakan nilai mata uang melalui salah satu produk simpanan yang ada dibank
yaitu tabungan. Untuk investasi menggunakan nilai mata uang ada beberapa teori
dan perhitungan seperti :
1. Nilai
Sekarang
Pv = X/(1+r)2
2. Nilai
Masa Mendatang
F = A(1+r)t
Selanjutnya tabungan bentuk
investasi yang ditawarkan dibank dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito.
Kemudian investasi juga dapat dilakukan dengan cara asuransi.
Menurut
Sumber Database Investasi Kota Selatan (2009), masa sekarang ini merupakan masa
pembentukan pondasi bagi kota Tangerang Selatan, pondasi disegala bidang
social, ekonomi, budaya, keamanan dll, sehingga Kota Tangerang Selatan dapat
menapaki kelanjutan pembangunan berikutnya. Kinerja perekonomian Kota Tangerang
Selatan sebagai kota baru di wilayah Propinsi Banten bias dibilang sudah cukup
bagus. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan saat ini didukung
oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel, restoran dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan yang pertumbuhannya cukup sangat signifikan. Hal
ini diikuti dengan banyaknya bermunculan beberapa bangunan mall dan toko besar
di tangerang selatan, secara keseluruhan semua sektor ekonomi kota tangerang
selatan mununjukan pertumbuhan yang positif kecuali pada sektor pertanian
menunjukan pertumbuhan yang negatif.
Jadi jika dilihat berdasarkan
peranannya terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan tahun 2009,
maka sektor yang paling besar peranannya adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang mencapai 18,68 persen, disusul sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 14,54 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
terendah terdapat di sektor pertanian yang tumbuh sebesar (-0,05) persen.
Fenomena ini menggambarkan bahwa Kota Tangerang Selatan sudah bukan lagi daerah
agraris akan tetapi sudah bergeser pada sektor perdagangan dan jasa. diikuti
pertumbuhan terendah kedua adalah sektor industry pengolahan yang tumbuhan yang
tumbuh sebesar 0,17 persen. Ada lima jenis industry kayu berjumlah 165 unit,
anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu
industry kerajinan tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang didalamnya terdapat
1 kawasan industri.
Sedangkan perdagangan dan jasa
fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun
tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, komleks ruko dan minimart. Pasar
tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintahan daerah adalah sebanyak 6
unit, yaitu pasar ciputat, pasar ciputat permai, pasar jombang, pasar bintaro
sektor 2, pasar serpong dan pasaar gedung hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali
pasar gedung hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar
tersebut adalah 25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki
lima. Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas
(PT), comanditer ventschapp atau
perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma dan
bentuk usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak
adalah PT yaitu berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma
yang hanya 2 unit.
Sebagai wadah ekonomi rakyat maka
koperasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan laju ekonomi masyarakat, koperasi
seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (kopkar),
koperasi simpan pinjam (KPS), koperasi serba usaha (KSU) dan Koperasi Pegawai
Republic Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara
keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.
·
Pertumbuhan
Investasi di Kota Tangerang Selatan yang Pesat
Menurut Pemerintah Daerah Kota
Tangerang Selatan, sektor investasi Kota Tangerang Selatan terus tumbuh, pada
2016 ini pemkot setempat melalui Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD)
menargetkan kenaikan investasi mencapai 15 persen. Dari data KPMD setempat
nilai investasi penanaman modal asing (PMA) pada 2015 silam mencapai US$
56.927.080. Sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai US$
69.299.471.700.
Menurut Ruhiyat (2016:12), ia mengatakan
“Tahun demi tahun investasi kota tangerang selatan terus tumbuh. Hal ini
berkaitan dengan kebijakan kota sebagaimana konsep perdagangan dan jasa sebagai
konsen kami, investasi yang paling pesat pertumbuhannya yaitu investasi di
bidang property sekiter 10 persen unggul dari yang lain hal ini wajar saja
diberbagai kecamatan secara merata ada perumahan. warga datang dari berbagai
daerah untuk tinggal di kota tangerang selatan, tangsel diakuinya menjadi
miniature Singapura. Meski kecil, namun pertumbuhan ekoniminya baik. saat ini
saja sekitar 6 ribu perusahaan lebih yang terdaftar di KPMD”.
·
Potensi
Investasi Kota Tangerang Selatan
Menurut Pemerintah Daerah Kota
Tangerang Selatan, dalam buku Rencana Pengembangan Investasi Kota Tangerng
Selatan (2010:40), pada tahun 2008 LEP di Kota Tangerang Selatan tumbuh
mencapai 7,24 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai
pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 14,66 persen disusul oleh sektor lainnya.
Begitu juga dilihat menurut kelompok sektor, baik laju pertumbuhan atau LEP
maupun distribusi atau peranan sektor yang sama, dimana urutan pertama adalah
sektor tersier, diikuti sektor sekunder dan terakhir adalah sektor premier.
Hal ini menunjukan indikasi yang
bagus bagi perekonomian wilayah Kota Tangerang Selatan karena sudah tidak
berbasis pertanian lagi, melainkan sudah berbasis jasa, yang merupakan salah
satu cirri masyarakat yang berkembang.
·
Investasi
Dalam Pembangunan Kota Tangerang Selatan
Menurut
sumber data BKPM RI, KPMD Kota Tangerang Selatan, salah satu aspek yang perlu
diberdayakan di daerah adalah investasi. Berdasarkan peraturan yang ada, penanaman
modal atau investasi adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh
penanaman modal asing maupun dalam negeri. Penanaman modal dalam negeri adalah
kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam
negeri (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal). Bila
mengacu pada Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan
Penanaman Modal, maka penanam modal dalam negeri terdiri dari perorangan maupun
badan usaha. Dalam skala usaha ekonomi kecil dan menengah atau koperasi,
kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi
adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan dengan melakukan
investasi.
Investasi dunia usaha di daerah
sebenarnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian daerah sekaligus
pemerataan pendapatan masyarakat. Dengan banyaknya investasi dunia usaha di
daerah, maka diharapkan semakin bertambahnya lapangan kerja yang dapat
menampung angkatan kerja. Dalam era otonomi daerah, kapasitas dan kapabilitas
pemerintaha daerah dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh daerah
merupakan elemen yang penting. Hal ini akan berdampak dalam menciptakan
kemandirian daerah yang pada hakikatnya merupakan makna otonomi daerah. Dalam
upaya memaksimalkan potensi dimaksud, pemerintah daerah selaku pihak yang
berfungsi sebagai unsur eksekutif (executive
branch) dalampenyelenggaraan pemerintahan, dituntut untuk menyediakan
sumberdaya-sumberdaya.
Salah
satu sumberdaya (resource) yang
keberadaan yang sangat dibutuhkan adalah sumber daya ekonomi. Dalam peraktek
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, pemerintahan daerah dala upaya
mencukupi kebutuhan sumber daya ekonomi memiliki dua sumber utama pembiayaannya
itu di transfer dari pemerintah diatasnya dan otoritas atau kewenangan yang
dimiliki pemerintah daerah sendiri untuk memungut pajak dan retribusi. Dalam
kenyataannya, guna mengejar pertumbuhan ekonomi di tingkat local, dua sumber
utama sebagai mana tersebut diatas belum dipandang cukup. Investasi pemerintah (public investment) hanya menyumbang
porsi yang sedikit dalam menggerakan roda perekonomian di daerah.
Pemerintah daerah disamping harus
menjadi penggerak dalam peningkatan perekonomian di wilayahnya, juga masih
harus memberikan prioritas pada sektor-sektor yang merupakan cerminan dari
peran pemerintah sebagai penyedia layanan-layanan dasar (basic needs) bagi masyarakat. Berkaca dari hal tersebut diatas,
sudah selayaknya ditemukan jalan keluar dalam rangka menyikapi
keterbatasan-keterbatasan yang ada. Investasi sektor swasta merupakan salah
satu alternative pemecahan masalah. Supaya sepantasnya untuk konteks Kota
Tangerang Selatan dan Indonesia pada umumnya memiliki kebijakan yang ramah
kepada investor dan mendorong peningkatan investasi sektor swasta. Disinilah
letak strategis peranan pemerintah. Ketika investasi sektor publik dipandang
tidak lagi mencakupi untuk menjadi aktor utama dalam pergerakkan perekonomian.
Pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, dapat memposisikan diri sebagai
pihak yang berfungsi sebagai pembuat kebijakan.
Bentuk
nyata dari posisi ini adalah, pemerintah daerah sebagai pemegang otoritas di
daerah sesuai peraturan perundang-undangan, mengeluarkan kebijakan-kebijakan
dalam bentuk peraturan daerah (disusun bersama legislative), peraturan walikota
dan dokumen-dokumen lainnya yang memberikan arah, pedoman, pengaturan dan
prosedur penyelenggaraan investasi atau penanaman modal di daerah.
Dokumen-dokumen yang dikeluarkan tersebut setidaknya mencangkup rencana
penanaman modal di daerah, potensi-potensi yang layak untuk dikembangkan,
standar operasional dan prosedur penanam modal, pemberian sanksi dan pemberian
insentif atau fasilitas bagi para penanam modal.
Peningkatan investasi daerah akan dapat
terwujud jika didaerah terdapat potensi yang dapat “dijual” kepada para
investor. Selain menjual sumber daya yang ada, pemerintah daerah harus
mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi seperti
adanya jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investasi didaerah. Berhasil
tidaknya kebijakan pemerintah Kota Tangerang Selatan dibidang penanaman modal
dapat dilihat dari data investasi. Secara rill berdasarkan teori maupun
peraturan perundangan yang ada, nilai investasi di Kota Tangerang Selatan
sampai tahun 2013 belum seluruhnya terdata. Hal ini di sebabkan oleh beberapa
factor, seperti kelembagaan yang belum optimal, perangkat hukum yang belum ada,
maupun sumber daya yang belum memadai. Akan tetapi mengacu pada data perusahaan
PMA dan PMDN yang mendaftarkan perizinan di Badan Koordinasi Penanam Modal RI
di Jakarta maupun melalui Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013,
data Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaan Modal Dalam Negeri
(PMDN) dapat terdata. Data dari BKPM RI per September 2013, perusahaan yang
mengurus rencana perizinan penanam modal yang dilihat dari pendaftaran
penanaman modal dan izin prinsip sebanyak 20 izin, sedangkan jumlah proyek
realisasi yang berupa Izin Usaha Penanaman modal dan LPKM (Laporan Kegiatan
Penanaman Modal) adalah 29 izin dari perusahaan.
Data
Jumlah Proyek Investasi di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Izin Penanaman Modal dan LKPM
Tahun 2011-2013
(Per
September 2013)
NO
|
STATUS
|
TAHUN
|
RENCANA
|
REALISASI
|
JUMLAH
PROYEK (PPM+IP)
|
JUMLAH PROYEK (IU+LKPM)
|
|||
1
|
PMA
|
2011
|
29
|
12
|
2012
|
41
|
17
|
||
2013
|
20
|
29
|
||
2
|
PMDN
|
2011
|
1
|
2
|
2012
|
4
|
1
|
||
2013
|
6
|
1
|
Sumber:
BKPM RI, 2013
Keterangan
:
PPM+IP : Pendaftaran Penanaman Modal+Izin Prinsip
Penanaman Modal (Rencana)
IU+LKPM : Izin
Usaha Penanaman Modal+Laporan Kegiatan Penanaman Modal (Realisasi)
Pada tahun 2013 jumlah proyek
investasi rencana PMA (PPM+IP) mengalami penurunan yang cukup signifikan
disbanding dua tahun sebelumnya yakni di tahun 2013 sebanyak 20 proyek,
sedangkan tahun 2011 dan 2012 masing-masing sebanyak 29 proyek dan 41 proyek. Hal
tersebut tentu perlu perhatian agar para investor mau menginventasikan hartanya
ke Kota Tangerang Selatan. Sedangkan jumlah proyek investasi PMA (IU+LKPM)
meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2011 sebanyak 12 proyek, tahun 2012
sebanyak 17 proyek dan di tahun 2013 sebanyak 29 proyek. Peningkatan tersebut
sangat baik dalam perekonomian Kota Tangerang Selatan karena berpengaruh
terhadap pendapatan daerahnya.
Daftar
Rencana Nilai Investasi Berdasarkan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan Per
September 2013
NO
|
STATUS
|
TAHUN
|
RENCANA (PPM+IP)
|
TOTAL (IDR)
|
|
NILAI INVESTASI (IDR)
|
NILAI INVESTASI (US$)
|
||||
1
|
PMA
|
2011
|
-
|
71.278.100
|
813.782.067.700
|
|
|
2012
|
-
|
228.254.900
|
2.605.986.193.300
|
|
|
2013
|
-
|
27.242.000
|
311.021.914.000
|
2
|
PMDN
|
2011
|
18.000.000.000
|
-
|
18.000.000.000
|
|
|
2012
|
95.950.000.000
|
-
|
95.950.000000
|
|
|
2013
|
102.894.000.000
|
-
|
102.894.000.000
|
Sumber: BKPM RI, 2013
Keterangan
:
PPM+IP :
Pendaftaran Penanaman Modal +
Izin Prinsip Penanaman Modal (Rencana)
Catatan :
IDR : Asumsi US$1 = Rp. 11.417
Daftar rencana nilai investasi di
Kota Tangerang Selatan berdasarkan PMA tahun 2013 sebesar US$ 24.242.000 atau
Rp. 311.021.914.000 dengan asumsi US$1 sebesar Rp. 11.417, namun di tahun 2012
kontribusi investasi sebesar US$ 228.254.900 dan di tahun 2011 nilai investasi
sebesar US$ 71.278.100. Sangat diharapkan untuk tahun-tahun selanjutnya nilai
rencana investasi meningkat, oleh karena itu pemerintah khususnya pemerintah
daerah Kota Tangerang Selatan lebih giat melakukan promosi-promosi Kota
Tangerang Selatan keberbagai Negara atau berbagai daerah untuk menjalin
kerjasama dibidang investasi tersebut, karena secara tidak langsung dengan
banyaknya investor yang menanamkan modal di Kota Tangerang Selatan maka
pendapat daerahpun meningkat. Sedangkan daftar nilai investasi di Kota
Tangerang Selatan berdasarkan PMDN setiap tahunnya mengalami peningkatan secara
signifikan. Tahun 2011 sebesar Rp. 18.000.000.000, kemudian tahun 2012 naik
sebesar Rp. 95.590.000.000 dan tahun 2013 kembali mengalami peningkatan nilai
investasi yaitu sebesar Rp 102.894.000.000. Dilihat dari angka tersebut sangat
baik untuk Kota Tangerang Selatan dan berpengaruh terhadap pendapatan
daerahnya.
Dilihat dari presentase daftar
rencana nilai investasi berdasarkan PMA dan PMDN, persentase untuk PMA sebesar
75 persen lebih tinggi persentasenya jika dibandingkan dengan PMDN yang hanya
25 persen. Tingginya persentase PMA mengindifikasikan lebih banyak investor
luar negeri yang percaya menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan
disbandingkan investor dalam negeri.
·
Peluang
Investasi di Kota Tangerang Selatan
Menurut Pemerintah Kota Tangerang
Selatan, dalam buku Profil Investasi Kota Tangerang Selatan (2012 :76),
“Investasi daerah dapat di tingkatkan jika daerah memiliki potensi, baik
potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta didukung kemampuan
pemerintah daerah memasarkan potensi tersebut. Dalam konteks ini Kota Tangerang
Selatan memiliki beragam potensi disertai akses yang bagus, baik dari Bandara
Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena keterbatasan dengan DKI
Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui
daratan, Kota Tangerang Selatan dilalui oleh jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR II pd.
Indah-BSD).
Selain infrastruktur jalan tol yang
sudah eksis tersebut, juga direncanakan akan dibangun beberapa luas jalan tol.
Salah satunya adalah ruas jalan tol ini akan melintas wilayah yang berada di
Kota Tangerang Selatan. Wilayah yang dilewati oleh ruas tol ini adalah
kunciran, kunciran indah, paku jaya, pondok jagung timur, jelupang, parigi baru
dan jombang. Ruas tol ini nantinya akan menjadi satu dengan ruas-ruas tol
lainnya yang sedang direncanakan yaitu ruas Kunciran – Bandara, Jakarta –
Tangerang, Jakarta – Serpong, Serpong – Cinere Dan Cinere – Jagorawi yang
termasuk kedalam jaringan sistem jaringan jabodetabek.
Oleh karena itu sejumlah potensi
investasi yang berpeluang dikembangkan antara lain :
1. Park And Ride
2. Kereta
Api dan Monorail
3. Pembangunan
liner cycle
4. Pengelolaan
Sampah
5. Pembangunan
Intalasi Pengolahan Air Bersih
6. Pembangunan
Permukiman Vertikal
7. Pembangunan
Convention Center
8. Sektor
Industri dan Pergudangan
9. Sektor
Pertanian, Perternakan dan Perikanan
Data
Perusahaan PMA dan PMDN Berdasarkan Sektor Usaha Tahun 2009 – 2011
No.
|
Sektor Usaha
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
1.
|
Industri kulit, tas,
sepatu, alas kaki & aksesoris
|
4
|
4
|
4
|
||
2.
|
Industri plastic dan
karet
|
2
|
2
|
2
|
||
3.
|
Industri garmen
|
2
|
2
|
2
|
||
4.
|
Industri tekstil
|
0
|
0
|
0
|
||
5.
|
Industri kertas,
percetakan dan penerbitan
|
8
|
8
|
8
|
||
6.
|
Industri kendaraan
bermotor & komponennya
|
3
|
4
|
7
|
||
7.
|
Industri alat angkut
dan transportasi
|
0
|
0
|
0
|
||
8.
|
Industri kimia dasar,
barang kimia & farmasi
|
4
|
5
|
6
|
||
9.
|
Industri alat elektronika
dan komponennya, alat listrik dan komponennya
|
8
|
8
|
8
|
||
10.
|
Industri kayu, cat
dan perekat
|
1
|
1
|
1
|
||
11.
|
Industri kaca dan
keramik
|
2
|
2
|
2
|
||
12.
|
Industri metal logam
dan mesin
|
4
|
5
|
6
|
||
13.
|
Industri makanan
|
0
|
0
|
0
|
||
14.
|
Industri alat bahan
bangunan & kontruksi
|
7
|
8
|
8
|
||
15.
|
Perdagangan ekspor –
impor, jasa & distributor
|
26
|
36
|
42
|
||
16.
|
Jasa konsultasi
|
0
|
4
|
4
|
||
17.
|
Jasa lainnya
|
23
|
28
|
56
|
||
|
Jumlah
|
94
|
117
|
160
|
||
Sumber
: Bapedda, BKPM RI, KPMD Kota Tangerang Selatan 2011.
J.
Tim
Peneliti
Kami dari kelompok 3 yang
beranggotakan enam orang yaitu : Fitri Rahmalia, Puji Winarni, Retno Wulandari,
Ridzki Afiat, Riska Yuli Yanti, Septi Nuraini. Terima kasih kepada pak Angga
Hidayat selaku dosen pengampu atas bimbingannya, terimakasih kepada kak Irna
Apriyanti dalam membantu mengumpulkan sumber-sumber data.
K.
Jadwal
Kegiata
|
Keterangan
|
November 2015
|
Desember 2015
|
Januari 2016
|
Februari 2016
|
Maret 2016
|
April 2016
|
|||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||||
1.
|
MenentukanJudul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
2.
|
MencariReferensi Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
3.
|
MenyusundanMenulis Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
4.
|
BimbingandanPenulisanSkripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
5.
|
Wisuda
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
L.
Anggaran
1.
Biaya print dan revisi Rp.
1.000.000
2.
Biaya penelitian dan
transportasi Rp. 1.500.000
3.
Biaya pencetakan
proposal dan skripsi Rp. 700.000
4.
Biaya konsumsi Rp. 500.000
5.
Biaya penelitian atau
pengumpulan data Rp. 300.000
6.
Biaya sidang Rp. 500.000
7.
Biaya wisuda Rp.
2.500.000
8.
Biaya
lain-lain Rp. 500.000
Total
biaya Rp.
7.500.000
M.
Pedoman
Peliputan Data
Dalam peliputan data
penulis menggunakan aturan pembuatan proposal Universitas Pamulang dengan
teknik pengorganisasian data yang sudah dikumpulkan. Perolehan data dalam
kancah penelitian dibicarakan kadar kevaliditasan dan kereabilitanya. Mengingat
kualitas data yang bersumber dari hasil pengukuran akan ikut menetukan terhadap
bagaimana kualitas kegiatan dan hasil suatu penelitian. Melalui alat ukurnya
kelengkapan data validitas dan reliabilitasnya terpenuhi, maka data tersebut
akan memiliki arti bagi sebuah penelitian. Setelah itu kami menindak lanjut
data yang terkumpul supaya bias memiliki fungsi sebagaimana yang diharapkan
oleh peneliti dalam aktivitas penelitian. Fokus dalam proposal ini akan dibatasi
pada analisis kuantitatif (data yang berupa angka).
N.
Metodologi
Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
a.
Penelitian
Kepustakaan
Studi
kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan membaca dan
mempelajari membaca dan mempelajari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan
penelitian.
b.
Penelitian
Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan dengan
cara penggunaan data primer yang diperoleh melalui analisis terhadap laporan
keuangan di Kantor Penanaman Modal Daerah kota Tangerang Selatan.
2.
Model
Penelitian
Model penelitian yang digunakan
dalam proposal ini menggunakan model deskriptif kuantitatif.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, pengumpulan
data merupakan salah satu tahapan dalam proses penelitian dan sifatnya mutlak
untuk dilakukan karena data merupakan elemen-elemen penting yang mendukung
keberhasilan suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis
dalam penelitian ini adalah telaah dokumen dengan menggunakan data primer dan
data sekunder. Telaah dokumen dilakukan dengan pengamatan secara langsung
terhadap laporan keuangan para investor yang ada di kantor KPMD Tangsel dan
keterangan lainnya yang menunjang penyelesaian penelitian ini.
O.
Daftar
Pustaka
Arthur, Lewis. (1999). Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.
Badan Perencanaan
Daerah Kota Tangerang Selatan. (2009). Database Investasi Kota
Tangsel. Tangerang Selatan : KPMD.
Badan Perencanaan
Daerah Kota Tangerang Selatan. (2012). Profil Investasi Kota Tangsel.
Tangerang Selatan : KPMD.
Boediono. (1992). Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi 1 Cetakan ke 5. Yogyakarta: BPFE.
Fahmi, Irham. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Jakarta Selatan:
ALFABETA
Riduwan. (2009). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta
Ruhiyat, Oting. (2013). Pemuktakhiran Database Investasi Kota Tangerang Selatan. Tangerang Selatan: KPMD.
Sugiyono. (2012). memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Sukirno, Sadono. (2010). Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi 6. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Untung, Budi. (2011). Hukum Bisnis Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar